Belitung, Belitungterkininews.Com– Menyambut Hari Raya Nyepi, Umat Hindu di Desa Adat Girijati, Dusun Balitung, Desa Pelepak Putih, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung mengarak empat ogoh-ogoh.21/03/23.
Ketua Desa Adat Girijati, Dusun Balitung, Desa Pelepak Putih, I Made Duniarta mengatakan pengarakan ogoh-ogoh tersebut dilakukan dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945.
“Empat ogoh-ogoh ini kami arak berkeliling kampung dari ujung ke ujung kampung, yang mana ogoh-ogoh merupakan patung yang dibuat dengan karakter menyeramkan, karena menyimbolkan sosok jahat atau setan yang dapat mengganggu jalannya perayaan Hari Raya Nyepi.
“Dan Ogoh-ogoh menyimbolkan “Bhuta Kala” yakni roh-roh jahat yang akan mengganggu perayaan Nyepi”, Kata I Made Duniarta.
Selanjutnya dirinya juga menyebutkan, Pengarakan ogoh-ogoh ini untuk menyerap kekuatan negatif kemudian dinetralisir menjadi kekuatan positif.
“Setelah diarak berkeliling kampung ogoh-ogoh tersebut selanjutnya dibakar, pembakaran ogoh-ogoh memiliki filosofi memusnahkan roh-roh jahat dan menandakan bahwa perayaan Nyepi akan segera dimulai,dan Pembakaran ogoh-ogoh kami lakukan pada pukul 18.00 WIB”, Ucap I Made Duniarta.
Ketua Desa Adat Girijati, Dusun Balitung, Desa Pelepak Putih, I Made Duniarta menjelaskan pada Setelah arakan Ogoh-ogoh, Pada Hari Rabu 22 Maret besok umat Hindu di daerah itu akan menjalani Catur Brata Penyepian.
“Selama menjalani Catur Brata Penyepian umat Hindu menjalankan empat pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi antara lain tidak berkegiatan dan bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu dan api (amati geni), tidak berpergian (amati lelungan) dan tidak mengadakan hura-hura (amati lelanguan).
“Selama perayaan Nyepi berlangsung akan ada empat Pecalang yang akan bertugas memantau jalannya perayaan Nyepi”, Jelasnya. (Kdr)
Leave a Reply